Langsung ke konten utama

Seni Menuntun Perubahan dengan Empati ala Dale Carnegie

Halo rekan-rekan sekalian. Perkenalkan saya Adrianus Alvia Priambodo. Tulisan saya kali ini mengutip dari salah satu buku karya Dale Carnegie. Untuk mengetahui lebih banyak tentang saya, silakan kunjungi halaman about me di sini. Saya juga memiliki halaman berisi tips-tips berharga untuk karir yang bisa Anda akses dengan mengklik di sini.

Seni Menuntun Perubahan dengan Empati ala Dale Carnegie

Sumber gambar : Image by Alexa from Pixabay

Ketika kita memiliki tanggung jawab untuk memimpin sebuah team, untuk mengajak team kita untuk berubah sering kali terasa begitu menguras kesabaran. Apa lagi bagi rekan - rekan sekalian yang masih terhitung muda di banding dengan anggota teamnya. Di anggap masih minim pengalaman dan kurang memahami kondisi lapangan tentu sudah biasa. Ketika kita ingin mereka menerima ide kita, bagaimana caranya agar tidak berakhir dengan penolakan atau bahkan kebencian? Tenang, anda tidak perlu merasa seperti sedang mendaki gunung tanpa tali pengaman. Dale Carnegie, melalui bukunya "How to Win Friends & Influence People in the Digital Age", menawarkan trik-trik cerdas yang bisa rekan - rekan sekalian terapkan untuk menuntun perubahan dengan mulus dan tanpa drama. Mari kita bedah satu per satu!

1. Awali dengan Positif

Siapa sih yang tidak suka dipuji? Nah, Dale Carnegie percaya bahwa memulai percakapan dengan nada positif adalah kunci sukses. Jangan langsung ngegas dengan kritik atau saran perubahan. Sebaliknya, mulailah dengan mengapresiasi usaha dan kontribusi orang lain atau team.

Bayangkan anda ingin mengubah cara kerja tim. Coba katakan, “Kerja keras kalian luar biasa, hasilnya sudah bagus. Saya ada sebuah ide yang mungkin bisa membuat kita lebih efisien lagi.” Gimana? Lebih halus kan? Orang lain jadi lebih terbuka untuk mendengarkan dan mempertimbangkan saran rekan - rekan sekalian.

2. Akui Kekurangan Anda

Kita semua manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Jadi, sebelum memberikan saran perubahan, Carnegie menyarankan untuk sedikit merendah dengan mengakui kekurangan kita sendiri. Ini bukan hanya membuat kita terlihat lebih manusiawi, tetapi juga membantu orang lain atau teammerasa lebih nyaman dan tidak terancam.

Misalnya, saat ingin memberi masukan tentang cara kerja yang lebih baik, anda bisa berkata, “Saya dulu juga pernah salah ketika melakukan ini, tapi setelah mencoba metode baru, hasilnya jadi lebih baik. Apakah mau mencobanya juga?”

3. Sampaikan Kesalahan Tanpa Menarik Perhatian

Kadang-kadang, kesalahan orang lain memang harus diperbaiki, tetapi tidak perlu diumbar seperti sedang memberi pengumuman dari atas panggung. Carnegie mengajarkan kita untuk menyampaikan kritik dengan cara yang tidak terlalu mencolok dan lebih fokus pada solusi daripada masalahnya.

Misalnya, saat mengoreksi laporan, rekan - rekan sekalian bisa berkata, “Bagaimana kalau kita tambahkan beberapa data di sini untuk memperkuat argumen kita?” Ini jauh lebih baik daripada langsung berkata, “Ini kurang lengkap dan harus diperbaiki!!”

4. Lebih Baik Mengajukan Pertanyaan daripada Memberi Perintah Secara Langsung

Tidak ada yang suka disuruh-suruh bukan? Carnegie menyarankan kita untuk lebih sering mengajukan pertanyaan daripada langsung memberi perintah. Pertanyaan bisa membuat orang merasa dihargai dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Contohnya, daripada berkata, “Gunakan cara ini!” lebih baik bertanya, “Bagaimana menurut bapak/ibu jika kita coba dengan cara baru ini? Saya rasa ini bisa membantu kita bekerja lebih efektif.” Dengan cara ini, orang lain merasa idenya juga turut dipertimbangkan, bukan sekadar disuruh-suruh.

5. Peringan Kesalahan

Kesalahan adalah bagian dari proses belajar, tapi jangan sampai kesalahan tersebut membuat orang lain merasa down. Carnegie mengingatkan kita untuk tidak terlalu membesar-besarkan masalah. Sebaliknya, coba peringan kesalahan dan fokus pada bagaimana kita bisa memperbaikinya.

Misalnya, ketika ada anggota tim yang melakukan kesalahan, anda bisa berkata, “Tidak apa-apa, kita semua pernah salah. Yang penting, kita tahu bagaimana memperbaikinya. Mari kita perbaiki ini bersama.”

6. Fokus pada Kemajuan

Manusia suka dengan penghargaan atas pencapaian mereka, sekecil apa pun itu. Carnegie menyarankan kita untuk lebih fokus pada kemajuan yang sudah dicapai daripada hanya mengkritik kekurangan. Ini membantu membangun motivasi dan semangat dalam menjalani perubahan.

Misalnya, ketika berdiskusi tentang proyek yang sedang berjalan, rekan - rekan sekalian bisa mengatakan, “Saya melihat kita semua sudah membuat banyak kemajuan. Ini luar biasa! Kita hanya perlu beberapa penyesuaian kecil lagi supaya mendapatkan hasil terbaik.”

7. Sematkan Reputasi yang Baik kepada Orang Lain

Salah satu trik ampuh dari Carnegie adalah dengan memberikan “label” positif kepada orang lain. Dengan mengatakan hal-hal baik tentang mereka, orang lain cenderung akan berusaha memenuhi ekspektasi tersebut.

Misalnya, saat berbicara dengan seseorang yang teliti, kamu bisa mengatakan, “Bapak/ibu memang selalu sangat teliti dan detail ya, saya yakin bapak/ibu bisa menyelesaikan tugas ini dengan sangat baik.” Dengan begini, mereka akan termotivasi untuk menjaga reputasi baik tersebut.

8. Terus Terhubung pada Pijakan yang Sama

Komunikasi adalah kunci dalam menuntun perubahan. Carnegie mengingatkan kita untuk selalu menjaga komunikasi yang baik dan terbuka. Di era digital, ini bisa dilakukan dengan terus menjalin kontak melalui whatsapp, linkedin, email, atau media sosial lainnya.

Baca juga : 6 Tips Supaya Tidak Insecure di Linkedin

Jangan biarkan hubungan menjadi dingin hanya karena perbedaan pendapat tentang perubahan. Terus jalin dialog, dengarkan masukan mereka, dan pastikan bahwa kalian tetap berada di pijakan yang sama. Dengan cara ini, perubahan bisa berjalan lebih lancar dan diterima dengan lebih baik.

Kesimpulan

Menuntun perubahan tanpa menimbulkan penolakan atau kebencian adalah seni yang bisa dikuasai. Dale Carnegie memberikan kita alat dan strategi untuk melakukannya dengan cara yang lebih efektif dan penuh empati. Kuncinya adalah memulai dengan positif, mengakui kekurangan kita, dan selalu menjaga komunikasi yang baik. Dengan mengikuti panduan ini, perubahan yang kita inginkan bisa diterima dengan lebih baik, tanpa perlu melalui drama atau konflik yang tidak perlu.

Semoga artikel ini memberikan pencerahan dan inspirasi buat rekan - rekan sekalian yang sedang berusaha membawa perubahan di lingkungan kerja atau team. Ingat, perubahan yang dilakukan dengan hati dan kepala dingin akan selalu lebih mudah diterima.

Sekian dan terima kasih sudah membaca.

Best regards,

Adrianus Alvia Priambodo

Ingin berkomunikasi dengan saya terkait finance, accounting & tax?

Hubungi saya melalui link berikut : lnk.bio/adrianus.

Untuk memberikan tanggapan terkait postingan diatas silahkan klik di sini jika kalian mempunyai akun linkedin. Jika tidak punya bisa menulis di kotak komentar di bawah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prediksi Tren Keuangan Perusahaan 2025

Halo rekan - rekan sekalian. Perkenalkan nama saya Adrianus Alvia Priambodo dan kali ini saya akan membahas tentang tren keuangan perusahaan di tahun 2025  dimana dipengaruhi oleh teknologi baru dan perubahan cara konsumen berbelanja. Oleh karena itu, analisis keuangan yang akurat sangat penting untuk memprediksi keuangan perusahaan 1 . Pertumbuhan PDB global diperkirakan naik menjadi 3,3% pada tahun 2025. Ini lebih tinggi dari 3,2% pada tahun 2024. Perusahaan harus siap menghadapi perubahan ini dengan membuat proyeksi keuangan yang tepat 1 . Kita perlu melakukan analisis tren keuangan yang mendalam untuk memahami tahun 2025. Ini termasuk mempertimbangkan faktor seperti inflasi global yang diperkirakan turun menjadi 3,8% pada tahun 2025 1 . Ringkasan Utama Pertumbuhan PDB global diprediksi mencapai 3,3% pada tahun 2025 1 . Inflasi global diperkirakan mereda menjadi 3,8% pada tahun 2025 1 . Perusahaan perlu melakukan analisis tren keuangan yang akurat untuk memprediksi k...

Membangun Solidaritas Tim Kerja Lintas Generasi

Halo rekan - rekan sekalian. Perkenalkan nama saya Adrianus Alvia Priambodo dan kali ini saya akan membahas sesuatu yang sangat penting terkait solidaritas tim kerja yang akhir - akhir ini di beberapa perusahaan bisa terdiri dari beberapa orang dari lintas generasi yaitu baby boomers, Gen X, Gen Y dan Gen Z. Membangun solidaritas tim kerja lintas generasi membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan memahami pentingnya ini, kita bisa memulai. Solidaritas tim kerja lintas generasi , teamwork , kolaborasi antargenerasi , dan kerjasama sangat penting untuk tujuan organisasi. Kita harus menghargai perbedaan setiap anggota tim untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Ringkasan Penting Membangun solidaritas tim kerja lintas generasi memerlukan waktu dan usaha Setiap anggota tim memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda Menghargai perbedaan dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif sangat penting Solidaritas tim kerja lintas generasi, teamwork , kolaborasi...

Perbedaan Cash Basis dan Accrual Basis: Kekurangan, Kelebihan & Saran

Halo rekan - rekan sekalian. Pernahkah kalian mendengar tentang Cash Basis dan Accrual Basis dalam dunia akuntansi? Apakah sudah tau perbedaan cash basis dan accrual basis? Jika anda adalah seorang pebisnis, mahasiswa akuntansi, atau bahkan seseorang yang penasaran dengan cara perusahaan mencatat dan melaporkan keuangannya, artikel saya kali ini akan sangat berguna bagi rekan - rekan sekalian. Mari kita bahas lebih dalam tentang keduanya. Image by Mohamed Hassan from Pixabay Apa Itu Cash Basis? Cash Basis adalah metode akuntansi yang mencatat transaksi ketika uang benar-benar masuk (cash in) atau keluar (cash out). Dalam kata lain, anda hanya mencatat pendapatan atau pengeluaran saat uangnya diterima atau dibayarkan. Metode ini sangat sederhana dan mudah dipahami, sehingga seringkali digunakan oleh bisnis kecil atau individu. Contohnya, jika anda menjual barang dan menerima pembayaran tunai hari ini, maka pendapatan itu langsung dicatat sebagai pendapatan hari ini. Namun, jika ada ...